CFX Logo
Artikel

Menerapkan Strategi DCA dalam Investasi Aset Kripto

Oleh CFX|28 Februari 2025

Jakarta – Dalam dunia investasi, terdapat istilah populer yang berbunyi “time in the market beat market timing.” Pernyataan tersebut didasari oleh kenyataan bahwa melakukan market timing atau menebak waktu untuk masuk ke pasar merupakan hal yang sulit. Tidak ada yang bisa mengetahui apakah titik masuk tersebut merupakan harga yang terendah, karena tidak menutup kemungkinan harga akan turun lebih lanjut.

Oleh sebab itu, banyak yang meyakini konsistensi berada di pasar dalam waktu yang lebih lama bisa mengungguli kinerja dari market timing. Lalu bagaimana cara untuk bisa konsisten berada di pasar keuangan? Caranya adalah melalui strategi Dollar Cost Averaging (DCA). Perlu diketahui, strategi DCA ini dapat berlaku untuk seluruh jenis aset keuangan, terimasuk aset kripto.  

DCA adalah strategi investasi dengan membeli aset kripto secara rutin dengan jumlah yang sama, terlepas berapapun harganya. Dengan DCA, investor akan membeli aset berdasarkan harga rata-rata, alih-alih secara lump sum atau sekaligus. Seringkali metode lump sum ini identik dengan strategi market timing karena bertujuan untuk mengoptimalkan potensi keuntungan yang didapat kemudian hari. 

Namun pada praktiknya, ketika melakukan market timing, selalu terdapat kemungkinan bahwa titik masuk yang dianggap paling tepat ternyata masih terkoreksi lagi. Jika melakukan pembelian secara lump sum, investor tidak memiliki modal tersisa untuk membeli lagi di titik yang lebih rendah. Sementara dengan DCA, konsumen akan mencicil pembelian secara berkala. Jadi, ketika harga aset kripto sedang turun, harga rata-rata yang didapat menjadi lebih rendah. Dengan harga beli yang lebih rendah, potensi keuntungan yang diperoleh melalui strategi DCA bisa menjadi lebih besar dibanding pembelian lump sum. 

Dalam melakukan DCA, setiap individu mempunyai preferensi waktu yang berbeda satu sama lain. Ada yang mengatur pembelian DCA secara harian, mingguan, atau bulanan. Penentuan waktu DCA sebaiknya disesuaikan dengan profil dan kondisi keuangan masing-masing investor.

Sebagai contoh, setelah mendapatkan gaji, kamu mengalokasikan Rp2 juta untuk investasi aset kripto. Lalu, waktu DCA yang dipilih adalah secara harian. Dengan demikian, kamu setiap harinya akan melakukan pembelian kripto senilai Rp66.600 selama 30 hari. 

Kelebihan Strategi DCA 

Sebagai strategi investasi, DCA menawarkan beberapa kelebihan bagi penggunanya. Salah satunya adalah membantu konsumen mengurangi dampak dari volatilitas harga aset kripto. Seperti yang kita ketahui, aset kripto memiliki pergerakan harga yang fluktuatif dibanding aset keuangan lainnya. Dengan DCA, investor akan mendapatkan harga pembelian rata-rata, alih-alih satu harga. 

Selain itu, penggunaan strategi DCA juga bisa menghilangkan emosi investor ketika berinvestasi. Seiring sudah memiliki jadwal yang teratur, investor tidak akan terbawa emosi dalam mengambil keputusan investasi. Seluruh transaksi pembelian aset kripto akan berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan, terlepas dari apapun kondisi pasarnya. Kondisi tersebut menghindarkan investor dari situasi Fear of Missing Out (FOMO) atau ikut-ikutan tren yang sedang terjadi.

Kelebihan lain yang didapat dari strategi DCA adalah melatih konsistensi investor dalam menjalankan investasi. Dengan rutin melakukan pembelian mengikuti jadwal yang telah ada, maka hal tersebut akan membantu investor menjadi lebih disiplin. Oleh sebab itu, banyak yang meyakini strategi DCA bisa menjadi metode investasi yang cocok bagi pemula karena kemudahan dan melatih kedisiplinan.

Tak hanya pemula, investor kawakan dan institusi juga banyak yang menjalankan strategi DCA dalam investasinya. Salah satunya adalah MicroStrategy yang kini berganti nama menjadi Strategy. Ia pertama kali membeli Bitcoin sebanyak 21.454 BTC bernilai US$ 250 juta pada 11 Agustus 2020. Setelah itu, Strategy secara konsisten melakukan DCA BTC hingga saat ini. 

Berdasarkan laporan Strategy, per 20 Februari 2025 mereka telah memiliki sebanyak 478.740 BTC dengan nilai rata-rata pembelian $46.262. Jika dihitung dengan nilai BTC yang saat ini $96.632, maka jumlah tersebut setara dengan US$46,26 miliar. Angka tersebut menjadikan Strategy sebagai institusi dengan kepemilikan BTC terbesar di dunia.

Tips Strategi DCA

Dalam menjalankan DCA, terdapat beberapa tips yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan strategi DCA. Pertama adalah manfaatkan koreksi besar. Ada kalanya harga sebuah aset akan mengalami penurunan yang signifikan. Momentum tersebut bisa dimanfaatkan untuk melakukan DCA, meskipun pembelian terjadi di luar jadwal yang sudah ditentukan. Dengan menjalankan cara ini, harga rata-rata beli bisa menjadi lebih rendah. Alhasil, potensi keuntungan yang didapat bisa menjadi lebih besar ketika harga aset kripto naik lagi di kemudian hari.

Kedua, jangan lupa untuk mengambil keuntungan. Sebelumnya, tentukan terlebih dahulu target keuntungan, misalnya 25%. Jadi, ketika target keuntungan sudah tercapai, segera take profit. Dalam melakukan take profit, investor ada yang melakukannya dengan mengambil seluruh keuntungan yang didapat. Namun ada juga yang mengambil seluruh modal awal dan menyisakan keuntungannya. Lalu, ada juga yang menjadikan keuntungan yang diperoleh sebagai modal tambahan melakukan DCA.

Ketiga, gunakan fitur Auto-DCA yang ditawarkan oleh platform milik pedagang kripto yang terdaftar di bursa kripto PT Central Finansial X (CFX). Selain untuk mempermudah proses DCA menjadi otomatis, menggunakan platform milik anggota terdaftar juga akan melindungi investor dari kemungkinan penipuan dan terhindar dari transaksi yang tidak mematuhi regulasi.